Kamis, 06 Agustus 2015

pesawat angkut TNI AU Hercules C-130

pesawat angkut TNI AU Hercules C-130 jatuh tidak lama setelah lepas landas,menghantam permukiman penduduk.
Jumlah korban tewas hingga saat ini telah mencapai 30 orang dan diperkirakan masih terus bertambah. Pesawat disebut mengangkut 101 penumpang dan 12 kru.
Presiden Joko Widodo dalam akun Twitter mengatakan "evakuasi korban pesawat Hercules harus diutamakan" dan berjanji akan melakukan "evaluasi usia pesawat dan alutista" ke depan.
Di Twitter, berita kecelakaan ini mendapat perhatian besar, dengan total pembicaraan lebih dari 44.500 kicauan hingga Selasa (30/06) pukul 18.00 WIB.
BBC Indonesia mengumpulkan kesaksian sejumlah orang yang melihat langsung lokasi pasca kecelakaan jatuhnya pesawat Hercules di Medan:

Ina Purba, 47 tahun

Ini pas puasa, saya lagi di depan televisi, memang udara panas waktu itu. Saya mendengar suara pesawat di atas.
Kita pikir pasti bawa bantuan logistik untuk Sinabung. Terus tiba-tiba mati lampu, televisi mati. Terdengar ada ledakan seperti ledakan trafo listrik. Saya dan anak jadi penasaran lihat ke luar.
Rumah kami sekitar satu kilometer dari tempat kejadian. Sampai ke lokasi sudah ramai, kita sebatas lihat saja dan kebetulan polisi juga sudah ramai jadi tidak bisa mendekat.
Sudah tidak ada api tapi masih ada asap, polisi sudah bilang jangan mendekat.
Jarang-jarang memang sekarang pesawat terbang dari Bandara Polonia (sekarang Pangkalan Udara Soewondo), karena itu saya pikir ini pasti pesawat Hercules, karena sekarang jarang pesawat terbang dari sana karena pindah ke Kualanamukan sekarang.
Anak Ina, Tri Wiratama yang berusia 19 tahun, mengambil beberapa foto dan video suasana setelah kecelakaan terjadi.
Foto diambil oleh Tri Wiratama, 19 tahun, di lokasi kejadian.

Adhe Putri Laviningsih, 22 tahun

Waktu kejadian saya di rumah, sekitar 3-5 kilometer dari lokasi. Tidak dengar apa-apa waktu itu, tetapi setelah kejadian saya ke sana. Jalan sudah ditutup sehingga orang-orang yang penasaran harus jalan kaki ke tempat itu. Saya melihat ada tiga rumah dan setengah ruko hancur.
Masih ada asap dan beberapa petugas pemadam kebakaran sedang bekerja. Warga yang ingin melihat harus berjalan sekitar tiga kilometer karena jalan mulai depan Royal Sumatera dijaga polisi.

Alexander Firdaust Meliala, wartawan lokal Sora Sirulo

Saya sedang berada di kedai kopi bersama sejumlah wartawan lain, jaraknya sekitar dua kilometer dari tempat kejadian.
Saya tidak mendengar apa-apa karena saat itu jalan sibuk dan bising. Salah satu dari kami kemudian diberitahu bahwa ada pesawat jatuh.
Dari jarak 200 meter sudah terlihat asap mengepul. Setelah tiba, sudah ramai sekali dengan kerumunan orang.
Polisi dan TNI juga sudah di lokasi, saya kesulitan mendekat, tapi saya melihat masih ada api dan asap hitam tebal mengepul.
Di lokasi, orang-orang mengatakan bahwa mayoritas korban bisa jadi adalah sipil karena di dekat situ ada sebuah tempat spa tradisional Karo yang bangunannya rusah paling parah. Ada banyak karyawan di sana.
Alexander berada di lokasi hingga proses evakuasi berlangsung. Video pasca kecelakaan pesawat dia unggah di YouTube.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar